Anak Buah Menkeu soal Subsidi Mobil Listrik: Belum Ada di APBN 2023

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan anggaran subsidi Rp80 juta untuk pembelian mobil listrik belum ada di APBN. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan anggaran subsidi Rp80 juta untuk pembelian mobil listrik belum ada di APBN. (Dok: Universitas Indonesia).

Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu buka-bukaan soal subsidi Rp80 juta untuk pembelian mobil listrik.

Febrio menegaskan untuk nilai anggaran subsidi itu tetap belum difinalkan. Pembahasan tetap dilakukan di tingkat menteri.

Ia juga mengatakan anggaran belum masuk ke dalam APBN 2023. Pemerintah tidak bisa memutuskan besaran anggaran sebelum membicarakan dengan DPR.

"Itu kelak kita lihat bersama-sama, kita kreasi bersama-sama. Anggarannya aja belum ada di APBN. Itu kan kudu dibicarakan dulu dengan DPR, apakah kita kudu lantaran kita menggunakan modalitas, ini kita kudu siapkan dulu," katanya di Gedung DPR RI, Kamis (15/12).

Menteri Perindustrian Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah bakal memberikan subsidi besar-besaran kepada pembeli kendaraan listrik di Indonesia.

Untuk pembeli mobil listrik nan mempunyai pabrik di Indonesia, besaran subsidi nan bakal diberikan Rp80 juta. Sementara itu untuk pembelian mobil berbasis hybrid bakal diberikan subsidi sebesar Rp40 juta.

Untuk pembeli motor listrik baru, besaran subsidi nan bakal digelontorkan Rp8 juta. Sementara itu untuk motor konversi, besaran subsidi nan bakal digelontorkan mencapai Rp5 juta.

Agus mengatakan bahwa subsidi itu diberikan dalam rangka mendorong penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri. Subsidi diberikan dengan mencontoh negara lain nan dilihat pemerintah sudah maju dalam penggunaan kendaraan listriknya.

"Ini kami memandang sangat krusial lantaran Indonesia belajar dari beragam negara nan relatif lebih maju dalam penggunaan kendaraan listrik, seperti Eropa kenapa mereka lebih maju dalam penggunaan mobil listrik, ya lantaran pemerintah beri insentif, China juga dan Thailand juga memberikan insentif," katanya seperti dikutip dari akun Youtube Setpres.

Febrio mengatakan subsidi memang dimungkinkan. Salah satu tujuan memberikan subsidi adalah demi industri manufaktur.

Menurutnya, industri manufaktur memberikan akibat dobel (multiplier) bagi perekonomian, sehingga perlu untuk terus dijaga suasana usahanya. Apalagi manufaktur menjadi salah satu parameter menentukan esensial perekonomian.

[Gambas:Video CNN]

"Di satu sisi kita mau sorong industri manufaktur lantaran kita mau menciptakan lapangan kerja dan value added lebih tinggi," ujarnya.

Selain itu, pemberian subsidi kendaraan listrik juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk beranjak ke daya hijau. Di mana mengembangkan kendaraan listrik adalah kesempatan nan paling mudah dimanfaatkan.

"Jadi ini adalah peluang. Nah dengan konteks ini kita punya kepentingan besar lantaran kita salah satu negara nan punya komitmen tinggi untuk menurunkan emisi. Jadi memang konsisten," jelasnya.

(ldy/agt)

Selengkapnya
Sumber Investing
Investing
Atas