Ketum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid. (Foto: ANTARA FOTO/JOJON).
Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid membeberkan sejumlah strategi untuk memperkuat perekonomian Indonesia dalam menghadapi ancaman gejolak perekonomian global.
Arsjad berupaya memaksimalkan perannya dalam mendorong para pengusaha baik UMKM maupun pengusaha besar untuk bersama-sama memperkuat perekonomian Indonesia. Misalnya mendorong UMKM di Indonesia naik kelas melalui digitalisasi maupun kemitraan melekat nan diinisiasi oleh KADIN Indonesia.
Karena itu, Arsjad mendorong UMKM untuk melakukan mengambil digitalisasi dan teknologi 4.0 nan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Arsjad menyebut, sebanyak 80 persen upaya nan beralih bentuk secara digital condong bisa memperkuat menghadapi tantangan.
Untuk mendorong perihal tersebut, Arsjad mengatakan KADIN menciptakan beberapa inisiatif seperti Wiki Wirausaha dan Platform KADIN Tech Hub.
"Wiki Wirausaha adalah sebuah wadah alias platform online bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan mitra, akses pasar, alias informasi nan dapat menumbuhkan dan mengembangkan usahanya," kata Arsjad.
"Melalui wikiwirausaha.id, UMKM dapat berbincang satu sama lain dari masalah perizinan upaya hingga literasi keuangan. Pelaku UMKM juga bisa mendapatkan informasi mengenai training melalui platform ini," tambah Arsjad.
Kemudian KADIN Tech Hub, datang sebagai sebuah platform digital nan mempertemukan perusahaan nan mempunyai masalah dengan ekosistem sehingga dapat memberikan pengembangan solusi digital nan terintegrasi dengan semangat ekonomi kolaborasi.
Untuk lebih memperkuat UMKM Indonesia, KADIN Indonesia juga menginisiasi kemitraan inclusive closed-loop ecosystem, ialah skema pendampingan melekat dari perusahaan besar ke UMKM maupun petani dalam rangka transfer pengetahuan dan teknologi, memperluas akses pembiayaan, memberi support pengedaran hasil pertanian, dan membuka akses pasar baik nasional maupun ekspor.
Inisiatif ini juga sudah dijadikan aktivitas nasional economic empowerment oleh Presiden Joko Widodo.
"Kadin Indonesia sudah sukses menerapkan kemitraan inclusive closed-loop ini di beragam daerah. Misalnya pada pertanian hortikultura di Garut, kemitraan ini telah sukses meningkatkan produktivitas panen hingga 12-15 persen di tahun 2021. Bayangkan sungguh besar manfaatnya andaikan perihal ini bisa diterapkan di seluruh sektor pertanian Indonesia," ujar Arsjad.
3 Aspek Utama Maksimalkan Industri dan Pasar Domestik Menurut Arsjad
Lebih lanjut Arsjad memandang pentingnya memaksimalkan industri dan pasar domestik agar ekonomi Indonesia dapat tumbuh kuat di tengah gejolak ekonomi global. Menurutnya, ada 3 aspek utama nan dapat dilakukan, ialah mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), percepatan transisi Energi Baru dan Terbarukan (EBT), dan penerapan ESG.
Dalam rangka membantu pemerintah untuk menekan jumlah impor sampai 5 persen hingga 2023, KADIN Indonesia selalu mendorong TKDN dalam industri dan manufaktur Indonesia. Menurutnya, dengan mendorong TKDN, dapat membikin industri Indonesia menjadi lebih berdikari dan lepas dari ketergantungan impor.
"Selain itu, industri kita juga bisa terhindar dari akibat perubahan nilai tukar, sehingga biaya produksi tetap bisa dikontrol. Hal ini dikarenakan produk jadi nan dihasilkan industri dan manufaktur Indonesia berasal dari bahan baku domestik," ucap Arsjad.
Arsjad juga bakal menghimbau pelaku upaya untuk mulai memperhatikan aspek keberlanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip environmental, governance, dan sosial (ESG). Sebab banyak faedah didapatkan oleh pelaku upaya nan sudah mengangkat inisiatif ESG.
"Dengan menerapkan ESG, perusahaan berpotensi meningkatkan pendapatan hingga 15-30 persen. Perusahaan juga bakal mendapatkan gambaran nan positif di akal masyarakat lantaran telah turut menjaga dan melestarikan lingkungan demi masa depan Indonesia nan berkelanjutan," ujar Arsjad nan juga Presiden Direktur Indika Energy tersebut.
Menurutnya, Indonesia mempunyai potensi EBT hingga 3700 gigawatt, nan terdiri dari daya hidro, geotermal, daya angin, dan lainnya. Jika dimanfaatkan dengan baik, tentunya bakal mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hijau dan transisi daya di Indonesia.
Karena itu, kata dia, para pelaku upaya di Indonesia kudu memanfaatkan kesempatan ini dengan mulai beranjak menjadi upaya pendukung sektor-sektor hijau dan berkelanjutan.
"KADIN mendorong pelaku upaya untuk mengembangkan upaya solar panel dan penyedia daya berkepanjangan lainnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar dan bisa terus menjanjikan di masa nan bakal datang," tutur Arsjad.
(osc)