Curhat Bahlil soal Sulitnya Bangun Smelter di RI yang Didominasi Asing

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut jika bank tak berubah, sampai ayam punya gigi, RI tak bakal punya smelter. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut jika bank tak berubah, sampai ayam punya gigi, RI tak bakal punya smelter. (Rusman - Biro Pers).

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengamini tudingan mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) soal RI nan tetap belum punya smelter nikel sendiri. Bahlil mengatakan RI susah memiliki smelter nikel sendiri.

Bahlil mengatakan perbankan nasional hanya mau membiayai pembangunan smelter jika mempunyai modal inti namalain ekuitas di atas 30 persen sampai 40 persen.

Sementara, untuk membangun satu line smelter investasi nan dibutuhkan adalah sekitar US$250 juta hingga US$300 juta. Jika ditotal RI butuh investasi di atas US$1 miliar untuk membangun empat line smelter.

"Ini masalah besar, dan saya sudah ngomong berkali-kali, jika ini nggak berubah, sampai ayam punya gigi, muka kaya saya, Pak Sarmuji, Pak Demer gak bakal punya smelter di republik ini," kata Bahlil dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/12).

Oleh lantaran itu, Bahlil tak heran saat ini smelter di Indonesia hanya dimiliki oleh asing. Menurutnya hanya mereka nan mempunyai biaya dan berinvestasi di Tanah Air.

Jusuf Kalla (JK) sempat mengkritisi smelter di Tanah Air nan tetap dikelola China. Ia pun mengatakan Kalla Group tengah membangun smelter nikel sendiri dan bakal dikelola oleh anak negeri serta pekerjanya adalah penduduk sekitar.

"Kita bikin smelter, kita belajar sendiri, InsyaAllah tahun depan smelter pertama milik nasional bakal beroperasi," kata JK beberapa waktu lalu.

Ia menuturkan smelter nan sedang dibangun itu pun bakal mengandalkan tenaga air alih-alih batu bara. Ia menekankan smelter buatan Indonesia kudu berasal dari daya bersih.

Mengutip informasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pembangunan smelter di Indonesia berasas hasil capaian keahlian 2020 ada 19 smelter. Sedangkan rencana capaian kerja sampai 2024 ada 53 smelter.

Rincian 19 smelter nan sudah eksisting di Indonesia, antara lain 13 smelter nikel, 2 bauksit, 1 besi, 2 tembaga, dan 1 mangan.

Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif sempat merinci progres pembangunan proyek smelter tembaga baru PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur. Per akhir Juni 2022, pembangunan sudah mencapai 34,9 persen.

Di sisi lain, pemerintah merilis 13 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru pada Agustus 2022. Di dalamnya ada tiga proyek smelter.

[Gambas:Video CNN]

Ada Proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Bahodopi (Sulawesi Tengah), Proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Pomala (Sulawesi Tenggara), dan Smelter Nikel Baterai Listrik di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Pengembangan proyek smelter tersebut dilakukan untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.

(skt/agt)

Selengkapnya
Sumber Investing
Investing
Atas