Dari Eror Hingga Hoaks Ustaz Ruqyah Server, Ada Apa dengan BSI?

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Para pelanggan Bank Syariah Indonesia tak bisa bertransaksi akibat gangguan pada layanan perbankan di ATM maupun mobile banking (m-banking) sejak Senin (8/5). Para pelanggan Bank Syariah Indonesia tak bisa bertransaksi akibat gangguan pada layanan perbankan di ATM maupun mobile banking (m-banking) sejak Senin (8/5). (Arsip BSI)

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) gangguan pada layanan perbankan di ATM maupun mobile banking (m-banking) sejak Senin (8/5).

Akibatnya, para pelanggan tak bisa bertransaksi. Bahkan, di Aceh, gangguan layanan perbankan BSI itu membikin ekonomi lumpuh.

Maklum, sejak Pemda Aceh memberlakukan Qanun Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah sejak 2021 lalu, semua bank konvensional nan tak mempunyai unit syariah kudu hengkang dari Aceh.

Alhasil, masyarakat di Bumi Nanggroe Aceh Darussalam kudu bertumpu kepada layanan perbankan syariah dalam kegiatan ekonomi sehari-hari mereka.

BSI sendiri berkilah kejadian itu terjadi lantaran perusahaan tengah melakukan pemeliharaan sistem (maintenance system), sehingga tidak dapat diakses sementara waktu.

Direktur Utama BSI Heri Gunardy mengatakan pihaknya terus melakukan proses normalisasi, dengan konsentrasi utama untuk menjaga biaya dan informasi pelanggan tetap aman.

Hery mengatakan BSI telah sukses melakukan normalisasi layanan pada jaringan ATM dan instansi bagian pada Selasa (9/5).

Pada hari tersebut, pelanggan telah bisa melakukan transaksi di jaringan bagian dan ATM BSI nan tersebar di seluruh Indonesia. Secara bertahap, layanan BSI Mobile juga disebut sudah dapat diakses oleh pelanggan dengan fitur-fitur dasar.

Kemudian pada Rabu (10/5), BSI melakukan monitoring dan proses normalisasi transaksi nan berakibat pada layanan BSI tidak bisa diakses sementara waktu ialah layanan di cabang, akses BSI Mobile, maupun ATM.

Hery mengatakan BSI bakal terus memberikan informasi terkini sehingga pelanggan dapat bertransaksi dengan normal.

Adapun terkait dengan adanya serangan cyber, lanjutnya, pada dasarnya BSI bakal melakukan penelusuran atas perihal tersebut.

"Hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Kami terus berkoordinasi dengan beragam pihak, baik itu regulator maupun pemerintah," tutur Hery melalui keterangan resmi.

Gangguan pada layanan perbankan BSI ini pun turut menjadi perbincangan di masyarakat. Saking ramainya, sempat beredar berita seorang ustadz sedang me-ruqyah server BSI.

Belakangan terdapat unggahan foto viral terkait ruqyah server tersebut. Foto itu berupa tangkapan layar status Facebook seseorang berjulukan Muhammad Zunaidi. Status Facebook itu juga melampirkan sebuah foto personil Dewan Pengawas Syariah BSI Didin Hafidhuddin, Mohammad Hidayat, dan Oni Sahroni.

"Mohon angan teman-teman sekalian, guru, dan rekan kita Ustaz Hasan Bishri minta meruqyah ruang server BSI (Bank Syariah Indonesia) pusat nan sedang down dari kemarin. Ikhtiar lahir dan jiwa diupayakan. Semoga Allah beri kemudahan. Aamiin yaa robbal 'alamin," demikian narasi nan ditulis di status tersebut.

Hal ini pun lantas dibantah oleh Hery. Ia mengatakan unggahan itu tidak betul namalain hoaks.

"Maaf itu hoax," ungkapnya.

Terkait persoalan BSI ini, sejumlah lembaga pun turut bersuara. Salah satunya, Majelis Ulama Indonesia (MUI). Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas meminta bank pelat merah itu segera memulihkan layanan.

"Kami meminta pihak BSI agar bersungguh-sungguh menghadapi serangan siber ini, sehingga diharapkan pelayanan kembali pulih serta dapat melangkah seperti biasa," ujarnya.

Anwar mengaku banyak menerima laporan dari pelanggan nan kecewa dan dirugikan lantaran banyak transaksi nan hendak dilakukan menjadi terhambat. Akibatnya, kata dia, keluar kata-kata nan tidak lezat dan tidak baik bagi masa depan BSI.

"Saya mengimbau teman-teman dan umat Islam serta pelanggan BSI pada umumnya untuk tidak melakukan hal-hal nan bakal bisa merugikan masa depan BSI. Karena jika terjadi rush gara-gara masalah ini maka untuk memulihkan nama baik BSI ke depan jelas tidak mudah," ujarnya.

Kapasitas manajemen BSI diragukan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Selengkapnya
Sumber Investing
Investing
Atas