Ekonom: Jika Eror BSI Terjadi di Negara Maju, Direktur IT Harus Mundur

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

CNN Indonesia

Jumat, 12 Mei 2023 17:48 WIB

Bagikan :  

CEO Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai kepala IT BSI kudu mundur buntut gangguan layanan sejak Senin (8/5). CEO Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai kepala IT BSI kudu mundur buntut gangguan layanan sejak Senin (8/5). Ilustrasi. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).

Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta sekaligus CEO Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai kepala IT PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kudu mundur imbas eror layanan perbankan tersebut sejak Senin (8/5).

Achmad menilai sikap kesatria tersebut mungkin terjadi jika kejadian eror BSI menimpa bank-bank syariah di negara nan lebih maju daripada Indonesia. Ia menegaskan langkah pengunduran diri itu adalah corak tanggung jawab perbankan.

"Kalau ini terjadi di negara nan lebih sedikit maju, mungkin kayak Malaysia, ini kepala IT BSI kudu maju dan menyatakan pengunduran diri sebagai corak tanggung jawab dia," katanya dalam obrolan virtual, Jumat (12/5).

"Karena ini bisa kebayang teman-teman di Aceh nan menjadikan BSI utama, gak bisa ambil (uang), jika dia punya kerabat nan bisa diandalkan enak. Kalau gak punya, ini sangat menderita sekali," sambung Achmad.

Di lain sisi, Analis Perbankan Syariah Sidiq Haryono menganggap BSI beruntung lantaran para nasabahnya loyal. Jika tidak, eror berhari-hari ini nan diduga lantaran serangan siber bakal membikin pelanggan menarik duit dalam jumlah besar namalain rush money.

Meski belum ada tanda-tanda rush money, Sidiq beranggapan BSI punya PR besar mengembalikan kepercayaan para nasabahnya. Pasalnya, pelanggan tidak mendapat kejelasan dalang di kembali eror selama empat hari tersebut.

"Nasabah BSI saya kira termasuk loyal, walaupun saya belum lihat informasi tidak terjadi rush. Namun, kita lihat memang tidak terjadi rush, syukur Alhamdulillah kudu kita syukuri bersama. Tapi sigap alias lambat, mereka-mereka nan kemarin kecewa dengan layanan transaksi selama 4 hari membuka pikiran alias hati untuk membuka rekening di bank lain," tuturnya.

Sementara itu, seorang pelanggan BSI di Aceh berjulukan Syakya Meirizal membantah sikap loyal tersebut. Ia menegaskan pelanggan BSI di Aceh terpaksa lantaran sudah tidak ada lagi bank-bank konvensional imbas Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

Meirizal mengungkapkan ketika BRI, BNI, hingga Mandiri hengkang dari Aceh maka semua nasabahnya dialihkan ke jenis syariah. Namun, pada akhirnya ketiga bank syariah pemerintah itu merger menjadi BSI.

"Situasi itu (nasabah loyal) berbeda dengan di Aceh, sebagian mungkin iya lantaran pilihan sendiri, sebagian kecil. Tapi sebagian besar pelanggan BSI di Aceh itu lantaran keterpaksaan... Nasabah-nasabah nan ada di bank konvensional tadi terpaksa masuk ke bank nan dimerger menjadi BSI," keluhnya.

Terlepas dari itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menegaskan layanan BSI sudah normal seluruhnya per Kamis (11/5). Ia menegaskan pelanggan sudah bisa bertransaksi normal seperti sedia kala.

Hery mengungkapkan perihal tersebut dalam konvensi pers, di mana dia didampingi Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta, Direktur Penjualan & Distribusi Anton Sukarna, Direktur Manajemen Risiko Tiwul Widyastuti, dan Direktur Kepatuhan & SDM Tribuana Tunggadewi. Namun, tidak ada batang hidung Direktur IT Achmad Syafii.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)

Bagikan :  

Selengkapnya
Sumber Investing
Investing
Atas