tim | CNN Indonesia
Kamis, 11 Mei 2023 18:35 WIB
Bagikan :
Rektor ITB AD Jakarta meragukan kapabilitas manajemen BSI nan tak bisa mengatasi gangguan layanan di bank syariah tersebut sejak Senin (8/5). (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --
Rektor ITB Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta Mukhaer Pakkanna meragukan kapabilitas manajemen Bank Syariah Mandiri (BSI). Hal ini dia ungkapkan gangguan layanan di bank syariah tersebut nan berjalan sejak Senin (8/5) hingga kini.
Ia lantas mengungkit sasaran BSI untuk masuk daftar 10 bank syariah terbesar bumi dan 5 besar di Tanah Air.
"Dengan kejadian ini, akhirnya kami mulai ragu terhadap kapabilitas manajemen BSI. Sebagai bagian komponen umat, masalah ini kudu segera dituntaskan, secepatnya, lantaran bagian dari ikhtiar dan jihad kita semua," kata Mukhaer dalam keterangan resmi, Kamis (11/5).
Sebagai ketua di salah satu kebaikan upaya Muhammadiyah (AUM) nan mempunyai ratusan dosen, karyawan, dan staf serta mitra nan bertransaksi dengan BSI, dia resah memandang gangguan berlarut ini. Mukhaer mendapat banyak laporan pengajar dan mitranya tidak bisa bertransaksi. Padahal gaji, upah, honor mereka mengandalkan BSI.
"Banyak di antara mereka adalah pelanggan ultramikro, mikro, dan kecil, apalagi berpenghasilan rendahan. Padahal mereka mempunyai anak, saudara, dan family nan butuh pembayaran. Berapa kerugian mereka? Berapa akibat sosial dan psikologis mereka akibat tidak bisa bertransaksi? Sampai kapan mereka lenyap kesabarannya?" kritik Mukhaer.
Ia juga kecewa lantaran manajemen BSI tidak transparan menjelaskan perihal gangguan ini. Bahkan, pihak pemerintah sebagai inisiator pendirian BSI, tak bersuara seribu bahasa. Begitu juga Kementerian BUMN sebagai operator penggabungan tiga bank syariah untuk membentuk BSI.
"Mereka semua hanya 'mengambinghitamkan' para hacker alias pelaku serangan siber, sehingga berakibat down-nya sistem transaksi. Manajemen BSI hanya ngomong bakal diselesaikan bertahap," ujarnya.
"Padahal mereka digaji tinggi, dihonor besar, dan pelbagai akomodasi nan diterima dari nasabah-nasabah mini dan miskin. Kalau mereka tidak mempunyai rasa malu, pasti bakal terus menerus mencari kambing hitam dan tidak mau tanggungjawab serta tidak bakal mau mengalkulasi berapa besar kerugian finansial, sosial, dan psikologis nasabah," imbuhnya.
Layanan perbankan BSI sendiri error sejak Senin (8/5) lalu. Sejumlah pelanggan pun mengeluhkan tidak bisa mengakses aplikasi mobile banking maupun ATM.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyatakan gangguan layanan di ATM dan mobile banking (m-banking) mereka nan terjadi sejak Senin (8/5) lampau sudah teratasi. Dengan kondisi itu, pelanggan sudah bisa bertransaksi secara normal seperti biasa Kamis sore ini.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan proses normalisasi BSI telah dilakukan dengan baik. Pihaknya juga memprioritaskan keamanan biaya dan informasi pelanggan di bank tersebut.
"Kami duga ada dugaan serangan siber sehingga kami kudu melakukan temporary switch off chanel, dugaan serangan siber perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Alhamdulillah hari ini 11 Mei seluruh layanan cabang, ATM, mobile banking sudah kembali normal," ucap Hery.
Meskipun diklaim sudah normal sepenuhnya, sejumlah pelanggan tetap mengeluhkan adanya gangguan pada m-banking mereka. Nasabah hanya bisa memandang saldo, tetapi tetap belum bisa bertransaksi.
[Gambas:Video CNN]
(pta/agt)
[Gambas:Video CNN]
Bagikan :