Harga Minyak Terjun Bebas ke US$74 per Barel Imbas Suku Bunga Naik

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Harga minyak bumi terjun bebas 2,4 persen ke level US$74 per barel imbas kenaikan suku kembang The Fed nan diikuti bank sentral negara lainnya. Harga minyak bumi terjun bebas 2,4 persen ke level US$74 per barel imbas kenaikan suku kembang The Fed nan diikuti bank sentral negara lainnya. (AFP/Hassan Ammar).

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia terjun bebas hingga 2,4 persen pada akhir perdagangan Jumat (16/12) waktu AS. Penurunan harga minyak mentah terjadi setelah The Fed meningkatkan suku bunga, nan disusul oleh beberapa bank sentral di dunia.

Mengutip Reuters, nilai minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun US$1,82 alias setara 2,4 persen ke posisi US$74,29 per barel.

Sementara, nilai minyak mentah berjangka Brent ambruk US$2,17 alias 2,4 persen ke level US$79,04 per barel.

Sebelumnya, The Fed memutuskan meningkatkan suku kembang 50 bps pada Desember 2022. Kenaikan ini sejalan dengan inflasi AS nan tetap di nomor 7,1 persen alias jauh dari posisi normal di kisaran 2 persen.

Kebijakan The Fed tersebut diikuti oleh bank sentral negara-negara lain, seperti bank sentral Inggris dan Eropa. Keduanya kembali meningkatkan suku kembang referensi untuk melawan inflasi.

Namun, langkah ini malah membikin pasar cemas nan bakal memicu tekanan ekonomi lebih besar pada tahun depan, sehingga ancaman resesi semakin susah dihindari.

"Pembicaraan seputar api unggun tiba-tiba berubah menjadi tentang kehancuran permintaan (minyak) dalam menghadapi resesi," kata Direktur Energi Berjangka di Mizuho Robert Yawger.

Di lain sisi, nilai minyak Brent berjangka membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak awal Oktober. Namun, kenaikan tersebut mengikuti kekalahan mingguan terburuk sejak Agustus untuk patokan minyak.

Sementara itu, Departemen Energi AS diklaim bakal membeli 3 juta barel minyak mentah domestik untuk persediaan minyak strategis (SPR).

Jika benar, ini menjadi pembelian SPR pertama sejak rekor pelepasan 180 juta barel tahun ini dari persediaan AS.

"Tidak jelas apakah pembelian kembali SPR ini merupakan pengetesan satu kali alias awal dari tren. Jika pembelian kembali satu kali, ini bukan sebuah peristiwa," kata Analis Minyak Kpler Matt Smith.

[Gambas:Video CNN]

(skt/bir)

Selengkapnya
Sumber Investing
Investing
Atas