Harga Minyak Terseret Kekhawatiran Kenaikan Bunga Acuan AS

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Rabu (10/5), waktu AS, lantaran kekhawatiran kenaikan suku kembang referensi AS. Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Rabu (10/5), waktu AS, lantaran kekhawatiran kenaikan suku kembang referensi AS. Ilustrasi. (iStock/ozgurdonmaz).

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak merosot lebih dari US$1 per barel pada Rabu (10/5), waktu Amerika Serikat (AS). Penurunan itu mengakhiri reli tiga hari sebelumnya setelah informasi ekonomi menunjukkan kemungkinan bank sentral AS The Federal Reserve meningkatkan suku kembang lebih lanjut.

Dilansir Reuters, nilai minyak mentah Brent turun U$1,03 alias 1,3 persen menjadi US$76,41 per barel. Pelemahan juga terjadi pada nilai minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar US$1,15, alias 1,6 persen menjadi US$72,56 per barel.

Kenaikan nilai konsumen AS pada April lampau berpotensi meningkatkan kemungkinan The Fed mempertahankan suku kembang nan lebih tinggi. Naiknya suku kembang dunia membebani nilai minyak dalam beberapa bulan terakhir, dengan para pedagang cemas tentang resesi.

"Harga minyak tertekan oleh kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi terkait dengan krisis perbankan dan lemahnya keahlian musiman selama musim semi lantaran permintaan daya moderat," ujar CEO Infrastructure Capital Management Jay Hatfield.

Pekan lalu, Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mencatat persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3 juta barel pekan lampau lantaran pelepasan persediaan nasional dan penurunan ekspor.

Laporan pemerintah mengonfirmasi informasi industri nan dirilis Selasa malam nan telah melaporkan kenaikan tak terduga, nan membebani nilai untuk sebagian besar sesi Rabu.

Analis nan disurvei oleh Reuters memperkirakan penarikan minyak mentah sebesar 900 ribu barel.

Peningkatan persediaan minyak mentah AS nan mengejutkan, berbareng dengan impor minyak mentah nan lebih rendah dan pertumbuhan ekspor nan lebih lambat di China pada April lalu, memperburuk kekhawatiran tentang permintaan minyak global.

Namun, penurunan nilai minyak mentah dibatasi oleh lonjakan permintaan bensin AS menjelang musim mengemudi musim panas.

EIA mencatat Persediaan bensin AS turun 3,2 juta barel minggu lalu, jauh lebih besar dari perkiraan penarikan 1,2 juta barel oleh para analis. Stok sulingan juga menurun.

"Kami memperkirakan nilai minyak berkisar antara US$75-US$95 selama 2023 berasas pasokan dan permintaan esensial dan bahwa minyak bakal naik saat kita memasuki musim mengemudi musim panas," terang Hatfield.

[Gambas:Video CNN]

(sfr/sfr)

Selengkapnya
Sumber Investing
Investing
Atas