Pemerintah pusat bakal membujuk Bupati Kabupaten Meranti Muhammad Adil duduk berbareng membahas kisruh biaya bagi hasil (DBH) nan mencuat ke publik pekan depan. (Tangkapan Layar Instagram @muhammad_adil_riau).
Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah pusat bakal membujuk Bupati Kabupaten Meranti Muhammad Adil duduk berbareng membahas kisruh dana bagi hasil (DBH) nan mencuat ke publik pekan depan.
Pemanggilan ini imbas dari protes Adil mengenai DBH nan tidak sesuai dengan perhitungannya, sehingga menyebut Kementerian Keuangan berisi setan dan setan.
"Meranti rencana Selasa (20/12) besok kita ada pertemuan," ujar Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Agus Fatoni dalam media briefing TKDD di Gedung Kementerian Keuangan, Jumat (16/12).
Menurutnya, pertemuan bakal dilakukan di kantornya nan dihadiri oleh perwakilan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Pemerintah Provinsi Riau, Bupati Meranti, dan juga perwakilan Kementerian ESDM.
"Rapat tertutup tapi hasilnya bisa diketahui, kelak kami sampaikan," jelasnya.
Di sisi lain, Agus mengakui memang ada kesalahpahaman dan perbedaan informasi nan dimiliki sehingga kisruh DBH ini terjadi. Dalam perihal ini, perbedaan terkait informasi per kapan nan dimiliki.
Ia mengatakan informasi nan dimiliki oleh pemerintah pusat adalah update terbaru. Kemungkinan informasi nan dimiliki oleh Bupati Adil dinilai bukan informasi terkini.
"Rekonsiliasi kadang enggak lapor ke kepala daerahnya, makanya itu krusial untuk memberi tahu (dalam pertemuan ini)," pungkasnya.
Bupati Kabupaten Meranti Muhammad Adil sebelumnya menyampaikan kekesalan kepada Kementerian Keuangan lantaran biaya bagi hasil (DBH) nan diterima daerahnya hanya bertambah Rp700 juta.
Padahal, wilayahnya sebagai salah satu penghasilan minyak besar harusnya menerima DBH lebih tinggi dengan lonjakan nilai minyak ke US$100 per barel.
Kekesalan nan disampaikan ini apalagi berujung hingga menyebut Kemenkeu berisi setan dan iblis.
"Kami tahun ini hanya menerima Rp115 miliar, naik hanya Rp700 juta saja. Liftingnya naik, dugaan US$100 barel. Tapi naiknya kok Rp700 juta," kata Adil.
[Gambas:Video CNN]
(ldy/sfr)